SMAN 37 Jakarta Alumni Association Consistently Supports Education and Environmental Conservation, Boy Rafli Amar: IKASMAN37JKT Prepares SMAN 37 Students as Environmental Agents of Change

On March 18, 2023, the SMAN 37 Jakarta Alumni Association (IKASMAN37JKT) held a seminar with the theme “Unite Perceptions, Strengthen Synergy” which was attended by approximately 150 participants from 35 generations. “The seminar aims to rekindle the camaraderie of alumni and socialize the work programs of the management led by the General Chairperson of IKASMAN37JKT,” said Boy Rafli Amar.

In the IKASMAN37JKT 2023 work program, there are several activities involving alumni and students of SMAN 37 Jakarta as well as the school authorities. The priority of the program is environmental action and strengthening education and training beyond the school curriculum. In addition, Boy Rafli Amar, who is also the Head of the National Counterterrorism Agency (BNPT), hopes that IKASMAN37JKT can assist SMAN 37 Jakarta in achieving the National Adiwiyata School Candidate (CSAN) by including education and environmental programs as priority programs.

Boy Rafli Amar also said that in the near future, he will meet with the Head of the Jakarta Education Agency to discuss the problem of the School Principal still being led by an acting principal. They will also discuss the extracurricular activities of Sispala in SMAN 37 Jakarta which can be a change agent in the field of environmental education, so as to facilitate the school’s desire to become CSAN.

Meanwhile, the General Chairperson of the Jakarta Sispala Alumni Forum (FASTA), Adjie Rimbawan, in a separate statement, appreciated the steps taken by IKASMAN37JKT in re-emerging SISPALA in SMAN 37 Jakarta with a new environmentally-aware concept. He hopes for greater support from SMAN 37 alumni to help the revival of Sispala in SMAN 37 Jakarta in line with the concept developed by FASTA.

In closing his speech, Boy Rafli Amar hoped that this seminar would lead to a two-way dialogue between management and alumni of different generations, so that this activity could be a joint contribution from alumni to alumni, alumni to alma mater, and alumni to the environment around the school.

Ditulis pada Lingkungan | Tag , , | Tinggalkan komentar

Brebes, Kaliwlingi dan Mashadi


Pagi-pagi sekali ku injak pedal gas si Panther coklat agar melaju dengan cepat namun tetap dalam kendaliku. Iya, pagi sekali ketika mentari saja masih malu menampakkan diri, hanya segurat jingga pada teja di ufuk timur. Ba’da subuh aku berangkat menuju sebuah kota yang dikenal dengan bawang dan telur asin, yaitu Brebes. 

Perjalanan karena tugas, namun aku jalani dengan senang hati. Karena pada dasarnya aku suka dengan petualangan. Dengan berpetualang aku menemukan hal-hal baru, berkenalan dengan orang-orang yang baru aku kenal dan temui dengan segudang pengalamannya. 

Perjalanan pagi itu memang menyenangkan, ketika aku menyetir sendiri dan hanya ditemani lagu-lagu mp3 yang terputar pada radio mobil. 

Perjalanan yang aku tempuh menghabiskan waktu tiga jam lebih sedikit. Perjalanan yang mengantar ku ke sebuah tempat yang dahulu pernah hilang. Hilang karena abrasi, karena gerusan ombak yang menggenangi daratan dan tambak-tambak nelayan. 

Desa ini bernama Kaliwlingi. Dahulu ada seorang pemuda yang melakukan kegiatan yang dianggap sia-sia menurut sebagian besar masyarakat Kaliwlingi. Mashadi namanya, orang yang dianggap kurang kerjaan karena melakukan penanaman mangrove melalui bonggol-bonggol Avicennia yang bernama propagul. Dengan keyakinan, propagul tersebut akan tumbuh dan menjadi hutan agar rumah-rumah yang tersisa tetap utuh dan terselamatkan dari kerusakan yang lebih besar. 

Beliau memahami bahwa mangrove itu kotor, tidak indah dan tidak gagah namun rumpunnya adalah pelindung. Pelindung dari gempuran gelombang yang terkadang liar dan membahayakan. 

Mashadi kini menjadi tokoh yang menginspirasi, berbagai penghargaan di bidang lingkungan beliau Terima. Mashadi adalah rakyat yang merakyat dan kini menjadi wakil rakyat. Karena beliau, Kaliwlingi kini dikenal sebagai salah satu tujuan wisata unggulan di Kabupaten Brebes. Wisata pantai berlumpur yang berbeda dengan daerah lain yang pernah saya sambangi. Daerah wisata pantai tanpa sampah. Benar-benar bebas sampah. Semua dilakukan dengan pengelolaan swadaya dengan gotong royong. 

Dibalik tajuk-tajuk Avicennia ada sekumpulan Kuntul yang menyihir pandangannya. Dengan refleks, sutter kamera aku pijit dengan lembut untuk mengabadikan kawanan tersebut. 

Rasa takjub ku tak berhenti sampai disitu. Di setiap sudut ekowisata yang aku jajaki, semakin jauh aku melangkah semakin banyak hal-hal yang menarik. Hingga tak terasa sudah semakin jauh aku menjajaki tracking kayu yang tertata rapi dan terpaku hingga jingga diujung teja yang mengakhiri waktuku untuk menjelajah tempat tersebut.

Ditulis pada Perjalanan | Tag , , , | Tinggalkan komentar

Peringati Ciliwung Day, FASTA, SSJ dan Sispala Jakarta Gelar Opsih Sungai

Jakarta, Id-Times – Forum Alumni Sispala DKI Jakarta (FASTA) berkolaborasi dengan Sekolah Sungai Jakarta (SSJ) dan Siswa Pencinta Alam (Sispala) Jakarta pada Sabtu (13/11/2021) dan Minggu (14/11/2021) menggelar acara Hari Ciliwung 2021 dengan tema “Kite Cinte Ciliwung” di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan.

“Acara ini diselenggarakan untuk memperingati Ciliwung Day yang jatuh pada tanggal 11 November,” jelas Ketua SSJ Rudi Sofyan di lokasi acara, Sabtu (13/11/2021).

Sekitar 100 anggota Sispala (siswa pencinta alam) dari berbagai SMA dan SMK di DKI Jakarta melibatkan diri dalam acara yang diselenggarakan di tepi Sungai Ciliwung tersebut.

Selain diisi kegiatan santunan untuk sekitar 100 anak yatim, bazar dan hiburan, anggota Sispala juga mendapatkan edukasi tentang masalah lingkungan, dan melakukan operasi bersih (Opsih) Sungai Ciliwung yang menjadi agenda utama. 

Pada Minggu (14/12/2021), rencananya Sispala akan menanam 100 bibit tanaman buah di sepanjang bantaran Sungai Ciliwung.

Bibit tanaman buah yang ditanam di antaranya bibit pohon mangga, rambutan dan jambu.

Menurut Sekjen FASTA, Yanelis Prasenja, peringatan Ciliwung Day ini bertujuan untuk mengingatkan semua kalangan, terutama masyarakat yang bermukim di sepanjang bantaran Sungai Ciliwung, tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai itu dan melestarikan ekosistemnya.

“Karena jika Ciliwung kotor lagi dan ekosistemnya rusak, yang paling terdampak adalah warga di sekitar bantaran sungai ini,” jelasnya.

Meski demikian jebolan Universitas Gajahmada (UGM) dan Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan bahwa saat ini, karena tingginya perhatian masyarakat terhadap Ciliwung, membuat kondisi sungai itu jauh lebih baik dibanding beberapa tahun lalu.

“Sekarang ini meski baku mutu airnya masih jauh dari standar karena masih berbau, tetapi sudah tidak ada sampah,” katanya.

Hal ini, menurut dia, selain karena peran warga di sekitar bantaran sungai itu, juga karena dari hulu hingga hilir Ciliwung telah ada komunitas-komunitas yang peduli pada Sungai Ciliwung.

Bahkan, kata dia, komunitas-komunitas itu bukan hanya memiliki konsep tentang bagaimana menjaga ekosistem Ciliwung, tetapi juga konsep tanggap bencana yang melibatkan masyarakat di sekitar bantaran sungai itu.

Sebab, di musim penghujan Ciliwung kerap meluap dan menimbulkan banjir, sehingga perlu tindakan cepat dan sigap untuk membantu warga yang terdampak.

“Jadi, kegiatan ini dapat menjadi entry point untuk terbentuknya SAR Ciliwung yang melibatkan Sispala,” imbuhnya.

Prasenja mengakui kalau acara ini merupakan acara pertama FASTA yang berkaitan langsung dengan Ciliwung, karena sebelumnya kegiatan FASTA lebih banyak pada kegiatan yang bersifat petualangan, seperti mendaki gunung, panjat tebing dan lain-lain.

“Ke depan, kemungkinan FASTA akan membuat kegiatan seperti ini untuk mendukung kelestarian ekosistem Ciliwung,” tutupnya. (rhm)

Sumber: Id-Times https://id-times.com/2021/11/13/peringati-ciliwung-day-fasta-ssj-dan-sispala-jakarta-gelar-opsih-sungai/

Ditulis pada Lingkungan | Tag , , , , | Tinggalkan komentar

PPKM Darurat Kembali diperpanjang

Poin Pernyataan Presiden RI tentang Perkembangan Terkini PPKM Darurat Selasa (20/7)

1. Penerapan PPKM Darurat adalah kebijakan yang tidak bisa kita hindari, yang harus diambil pemerintah meskipun berat. Keijakan ini untuk mengurangi penularan dan rumah sakit agar tidak overkapasitas, agar layanan kesehatan unt pasien kritis lainnya tidak terganggu. 

2. Setelah dilaksakan PPKM Darurat, data menunjukkan tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit mengalami penurunan. Kita terus memantau dan mendengar suara masyarakat. Jika tren kasus mengalami penurunan, maka tanggal 26 Juli 2021 pemerintah akan melakukan pembukaan PPKM Darurat secara bertahap. 

3. Pasar tradisional akan diizinkan dibuka sampai pukul 20.00 dengan kapasitas 50%. Pasar lainnya diizinkan buka hingga 15.00 dengan kapasitas 50%. Usaha kecil seperti laundry, warung kelontong, bengkel kecil, dll diizinkan buka sampai pukul 21.00. Warung makan di ruang terbuka diizinkan buka sampai pukul 21.00, dengan waktu makan pengunjung maksimal 30 menit. Detil akan diatur oleh Pemerintah Daerah.

4. Aturan terkait sektor esensial dan kritikal akan dijelaskan terpisah.

5. Saya minta semua pihak bisa bekerja sama agar kasus menurun. Pemerintah akan terus membagikan obat dan suplemen bagi pasien OTG dengan target sebesar 2 juta paket.  

6. Pemerintah menambah alokasi dana bantuan sosial sebesar Rp55 triliun berupa BST, PKH, Sembako, Kuota Internet, dan Subsidi Listrik. Selain itu ada insentif usaha mikro dan menengah sebesar Rp1,2 triliun.

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=x00rzFYet9Q

Ditulis pada Informasi | Tag , | Tinggalkan komentar

KRI Dewaruci, Sang Legenda Yang Telah Arungi Dunia

Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Dewaruci, sebuah kapal layar yang telah mengarungi lautan selama 68 tahun dan dimiliki oleh Indonesia. KRI Dewaruci merupakan kapal yang diproduksi oleh perusahaan kapal H.C. Stulchen & Sohn Hamburg dari Jerman Barat. Kapal ini diluncurkan pada tanggal 24 Januari 1953 dan berlayar menuju Indonesia pada bulan Juli 1953 yang dilayarkan oleh taruna dan kadet Angkatan Laut Republik Indonesia. KRI Dewaruci merupakan simbol kebanggaan bangsa Indonesia sebagai negara maritim dan dipimpin oleh seorang Komandan Kapal TNI Angkatan Laut (TNI AL). Kapal ini memiliki tugas utama sebagai kapal pelatihan bagi para taruna dan taruni Akademi Angkatan Laut (AAL) Republik Indonesia. Dengan kapal ini, sudah terdapat dua pelayaran muhibah keliling dunia, yaitu pada tahun 1964 dan 2012. Kapal ini juga telah melakukan perjalanan hingga 41 kali ke luar negeri. KRI Dewaruci pun kerap meraih berbagai prestasi bertaraf internasional, seperti Cutty Shark Trophy saat Tall Ships Race di Australia tahun 1998. 
“KRI Dewaruci tidak hanya menjadi sebuah kisah, melainkan sebuah legenda yang masih hidup,” jelas Komandan Letkol Laut (P) Hastaria Dwi Prakoso. Dengan begitu banyaknya negara yang telah dikunjungi, berbagai acara dan perlombaan yang diikuti, dan berbagai penghargaan yang didapatkan, KRI Dewaruci juga sekaligus mampu merepresentasikan kebudayaan Indonesia. 
Menurut Komandan Letkol Laut (P) Hastaria, Nama dari KRI Dewaruci diambil dari cerita pewayangan kuno dari Jawa. Cerita dimulai dari salah satu sosok dari Pandawa Lima, yaitu Bima yang pergi untuk mencari Air Kebenaran Tirta Amerta. Pencarian ini dilakukan oleh Bima yang merupakan sosok yang haus akan ilmu, berpendirian teguh akan apa yang sudah ditentukannya, dan patuh kepada perintah gurunya. Dalam proses pencariannya, Bima menghadapi berbagai tantangan yang salah satunya adalah tergulung ombak besar dan melawan seekor ular naga besar. Setelah berhasil menghadapi ular naga tersebut dan keluar dari ombak besar Bima akhirnya berhadapan dengan sosok kecil seukuran telapak tangan, bernama Dewa Ruci. Setelah itu Dewa Ruci meminta Bima untuk masuk ke dalam dirinya yang kecil melalui bagian kupingnya dan disanalah Bima menemukan kebenaran, dimana kebenaran yang dicarinya ada di dalam dirinya sendiri.
Inilah filosofi yang pada akhirnya diambil oleh KRI Dewaruci sebagai kapal pelatihan taruna dan taruni AAL Republik Indonesia, “Mereka yang masuk ke dalam KRI Dewaruci akan menemukan jati dirinya dan kebenaran yang sesungguhnya untuk mengarungi samudera. Mereka diharapkan menjadi pribadi yang tangguh, disiplin, dan mau belajar seperti yang Bima lakukan saat masuk ke dalam Dewa Ruci,” ucap Komandan Letkol Laut (P) Hastaria menjelaskan asal usul pemberian nama kapal ini.
Jika dibandingkan dengan KRI yang lainnya, KRI Dewaruci merupakan kapal yang tergolong kecil. Kapal ini memiliki panjang 49,66 meter dan memiliki lebar 9,5 meter. Selain itu, jika dihitung dari permukaan ke kedalaman air, ukurannya adalah 4,6 meter. Dengan ukurang seperti ini, KRI Dewaruci merupakan kapal yang kecil bahkan jika dibandingkan dengan kapal lainnya seperti KRI Arung Samudera yang panjangnya masih lebih dari 50 meter. Selain nama kapal yang berasal dari kisah pewayangan kuno dari Jawa, tiang-tiang untuk layar kapal juga dinamakan dengan nama-nama dari kisah pewayangan tersebut. Ketiga tiang dinamakan Bima, Arjuna, dan Yudistira. Ketiganya memiliki pemaknaannya sendiri. 
Tiang paling depan kita namakan tiang Bima dengan tinggi 32,50 meter. Tiang ini yang paling banyak terkena deburan ombak dan untuk itu tiang ini diharapkan menjadi tiang yang kuat, sesuai dengan Bima yang memang terkuat dari antara Pandawa Lima. Kemudian tiang tengah, yaitu tiang Arjuna dengan tinggi 35,87 meter. Dia adalah tokoh yang paling sakti dan diharapkan tiang tengah ini juga sama saktinya untuk menjaga kapal agar tetap kokoh dan seimbang selama berlayar di lautan. Tiang yang terakhir dan paling dekat dengan komandan, yaitu tiang Yudistira dengan ketinggian 33,25 meter. Tokoh yang paling bijaksana, sehingga diharapkan kebijaksanaan Yudistira mampu diikuti oleh siapapun yang menjadi komandan kapal KRI Dewaruci. Selain itu, ketiga tiang tersebut juga melambangkan Indonesia yang berdaulat atas tiga wilayahnya, yaitu Barat, Tengah, dan Timur. Melalui tiang-tiang ini, terdapat layar yang membantu kapal untuk berlayar. Kapal ini memiliki 16 layar yang bisa dikembangkan dan luas untuk total layarnya, yaitu 1.091 meter persegi. 
Selama proses berlayar, kapal ini sudah menjalani berbagai macam pemeliharaan kapal. Dalam sebuah sistem pemeliharaan kapal terdapat apa yang disebut dengan sistem pemeliharaan terpadu. Sistem pemeliharaan terpadu terbagi menjadi, pemeliharaan organik yang melibatkan para anak buah kapal yang dilaksanakan setiap hari di atas kapal. Selain itu ada juga pemeliharaan dengan menggunakan bantuan dari pihak ketiga. Pemeliharaan jenis ini harus dikerjakan oleh pihak ketiga, karena ukuran dari kapal yang membutuhkan banyak tenaga ahli, seperti docking kapal atau penggantian rangka kapal. “Semua jenis pemeliharaan kapal ini diperlukan, supaya kapal tetap terjaga dan terawat,” ungkap Komandan Letkol Laut (P) Hastaria. 
 Melalui KRI Dewaruci, sudah banyak taruna dan taruni AAL yang berhasil menjadi pelaut handal. KRI Dewaruci menjadi saksi tumbuhnya tunas baru pelayar handal dari Indonesia. Hampir semua angkatan yang berada dalam AAL pernah menaiki KRI Dewaruci. Untuk saat ini, kira-kira sudah ada 65 angkatan Pelayaran yang ditempuh oleh taruna dan taruni AAL juga cukup beragam. Ada yang pelayaran sebentar sekitar 1 bulan atau yang lama di 8 bulan sampai 1 tahun.
Pelayaran yang memakan waktu cukup lama ini terkadang menimbulkan banyak rasa bosan di atas kapal. Komandan Letkol Laut (P) Hastaria menceritakan juga berbagai macam hal yang bisa dilakukan di atas kapal untuk mengusir rasa bosan. “Sebagai seorang manusia rasa bosan itu pasti ada, apalagi yang kita lihat hanya itu-itu saja. Untuk itu kita juga sering mengadakan kegiatan di kapal untuk mengusir rasa bosan. Hal yang paling umum biasanya seperti berolahraga, bernyanyi bersama, atau menonton film bersama. Kegiatan yang paling menarik pastinya adalah memancing ikan. Itu pasti setelah dipancing, langsung saat itu juga kita bakar ikannya dan makan bersama-sama,” kata Komandan Letkol Laut (P) Hastaria sambil tertawa menceritakan pengalaman di atas kapal.
Tidak lupa, beliau juga bersyukur telah diberi anugerah untuk berlayar bersama KRI Dewaruci, karena selalu mendapatkan pengalaman baru. “Berlayar dengan KRI Dewaruci merupakan sebuah anugerah besar bagi saya. Kapal ini kecil, tetapi sudah melalui perairan laut yang besar seperti Samudera Hindia, Pasifik, dan Atlantik. KRI Dewaruci membuat saya bisa melihat dunia,” ujarnya.
Untuk sekarang KRI Dewaruci hanya berlayar di kawasan perairan laut Indonesia. Tugas pelayaran panjang atau biasa disebut Kartika Jala Krida sudah digantikan oleh KRI Bima Suci. Walaupun begitu, tugas KRI Dewaruci sebagai kapal pelatihan taruna dan taruni masih tetap dipegang oleh kapal ini. Selain itu, KRI Dewaruci juga memiliki tugas lainnya yaitu berlayar keseluruh pelosok Indonesia untuk mengenalkan kapal ini di masyarakat dan menjadi duta maritim Indonesia. “Sekarang kita tugas kami juga untuk mengenalkan KRI Dewaruci ke seluruh masyarakat Indonesia,” pungkas Komandan Letkol Laut (P) Hastaria.
Sebagai sang legenda, baik masyarakat Indonesia maupun masyarakat dunia terus menantikan kiprah dari KRI Dewaruci itu sendiri. Kapal ini memiliki daya pikatnya yang begitu menarik, sehingga mampu menciptakan rasa bangga bagi seluruh masyarakat Indonesia dan rasa takjub bagi seluruh masyarakat dunia yang melihatnya.

Ditulis pada Laut Masa Depan Kita | Tag , , | Tinggalkan komentar

Bersepeda Pilihan Salah Disaat Pandemi Covid-19

Bersepeda merupakan pilihan Salah untuk berolahraga dimasa pandemi Covid-19 ini. Begitu kira-kira bunyi tulisan yang banyak beredar di media sosial dan whatsapp. Kalau kita tidak paham dengan perkembangan sepakbola dan membacanya dengan cepat maka akan langsung berkomentar, “lah kok kamu malah bersepeda?” Bagi yang paham kita semua akan tertawa terbahak-bahak melihat komentar karena ketidakpahaman teman-teman kita tersebut.

dimasa PSBB transisi, Forum Alumni Sispala DKI Jakarta mulai kembali beraktivitas dengan memperhatikan protokol kesehatan terkait Covid-19 tentunya. diawali di hari Sabtu (31/10/2020) dengan jumlah peserta yang masih terbatas yaitu 7 orang. rute yang dilewati sejauh kurang lebih 7 km melintasi jalan di seputaran tebet, MT. Haryono, Otista dan Kampung Melayu.

Ketua Fasta Adjie Rimbawan menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan perdana kegiatan aktif Fasta yang secara nyata diluar kegiatan virtual. Adjie menjelaskan bahwa Fasta akan menjadikan agenda bersepeda ini secara rutin tiap Sabtu yang bertujuan untuk mempertemukan kembali para anggotanya yang selama pandemi ini hanya lewat virtual.

“Kami melakukannya dengan memperhatikan protokol kesehatan yang ketat tentunya, karena kami mempunyai SOP berkegiatan dimasa pandemi Covid-19,” ujar Adjie.

“Fasta akan merutinkan kegiatan bersepeda ini dengan tujuan juga sebagai sarana bertemu dan berkomunikasi sesama anggota untuk membahas banyak hal yang mengalami keterbatasan ketika dibahas melalui whatsapp maupun secara virtual,” tambah Adjie.

Prasenja, Sekjen Fasta pun membenarkan pernyataan Adjie tersebut serta menambahkan bahwa pertemuan untuk bersepeda ini merupakan ajang menyehatkan dan berolahraga kembali para anggota Fasta yang selama ini tertib dan patuh atas himbauan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk tidak berkegiatan lapangan dimasa pandemi.

“Sekarang sudah PSBB transisi untuk wilayah DKI Jakarta, dan kami (Fasta) ingin memberikan keyakinan kepada Dinas Pendidikan DKI Jakarta bahwa Fasta sudah siap mendukung (Dinas Pendidikan DKI Jakarta) untuk mendisain protokol kesehatan yang ketat untuk aktivitas dengan pertemuan dan outdoor bagi Sispala,” jelas Prasenja.

Prasenja menjelaskan bahwa memang tidak mudah dan butuh konsistensi serta pengawasan yang ketat agar protokol kesehatan tersebut benar-benar diterapkan agar tidak terjadi klaster baru penyebaran virus corona tersebut. semua bisa dilaksanakan dengan syarat pihak sekolah bersama ikatan alumni dan senior organisasi Sispala tersebut saling berkolaborasi dalam pengawasannya.

“Semua butuh kekonsistenan kita semua untuk selalu menerapkan protokol kesehatan agar pandemi corona ini cepat berakhir,” tutup Prasenja.

Ditulis pada Perjalanan | Tag , , , , | Tinggalkan komentar

Menikmati Dunia Dari Balik Norma Agama Itu Indah [Sebenarnya].


Menikmati dunia dari balik norma agama itu indah (sebenarnya).Agama sudah memageri kita, memberikan rasa aman sehingga menjadi nyaman untuk hidup diantara padang savana yang fana ini. Tak perlu kita hampiri, karena itu semua nampak indah dimata namun penuh bahaya dan ancaman yang merusak (akhlak dan iman).Agama sudah memageri kita, memberikan rasa aman sehingga menjadi nyaman untuk menjalani hidup diantara padang savana yang fana ini. Tak lagi perlu kita hampiri, liat saja dari kejauhan. Savana yang nampak indah dimata namun sejatinya penuh bahaya dan ancaman yang merusak (akhlak dan iman).
Apakah kita tau, savana itu dihidupi makhluk-makhluk buas yang selalu siap menerkam kita? Tanpa perlindungan (agama dan keluarga) kita akan terkoyak-koyak dengan perlahan. Cakar-cakar kebuasan akan pelan-pelan melucuti pakaian hingga kita tersadar disaat kita sudah telanjang. Terkuak menjadi aib yang awalnya sudah terlindung dan terjaga rapat dan akhirnya dirundung penyesalan.
Kesempatan bermaksiat itu tidak serta merta karena niat. Setan dengan mudahnya merangsek iman kita dengan susana syahdu, iringan musik melankolis, film-film romantis, rutinitas keakraban yang berulang hanya berdua, canda tawa dan komunikasi yang mesra dan berlanjut lalu berlanjut. Didukung dengan logika pembenaran, “asal jangan baper”, “kan cuma teman”, “asal gak zina” dan pernyataan lain yang dianggap benar. Apalagi ketika suasana hati kita sedang galau, dengan permasalahan kehidupan. Lengkap sudah ambisi setan mempreteli aib-aib kita yang padahal sudah ditutupi dengan rapat olehNya. Karena setan memberikan sejuta kenikmatan didalamnya hingga kita larut dan terbuai. 
Kita sadar? Paham akan hal itu? Tetapi kenapa masih saja kita lakukan? Jangan karena budi yang berhutang lalu kita lupa siapa kita? Lupa kita mempunyai batas yang tak boleh dilewatkan. Gak enak memang, seperti terkungkung dalam sangkar. Tetapi jika jiwa kita ikhlas dan pikiran kita diprogram untuk bisa menikmatinya dengan bahagia, toh itu menjadi lebih indah. Anggap saja dunia ini adalah taman safari. Kita hadir menggunakan rangka-rangka agama dalam menikmati savana yang fana dan penuh kebuasan ini. Apa tidak lebih bahagia bersama orang-orang tercinta! Kita masih melihat dunia, berinteraksi bersama di hamparan savana ini, namun tidak akan takut dengan terkaman kebuasan binatang. Bercengkrama dengan cinta, bersayang bersama muhrim tanpa takut bahaya.
Aku hanya bernasehat untuk diriku saja, dan mungkin sedikit untuk orang tercinta yang bisa memahaminya. Karena kini (mungkin) kusudahi saja nasehat dan saling menasehati. Aku gak bisa seperti Nabi yang terus bersyiar walaupun dihujat banyak pihak. Diprotes dengan sebutan “seperti manusia suci” saja aku mundur teratur sebagai penasehat. Biarlah aku bekerja (hanya) kepada orang-orang yang memang membutuhkan aku. Cukup berbuat baik dan beribadah untuk diri sendiri. Itu saja (aku rasa) sudah cukup. Maafkan aku, atas dasar cinta menggurui kamu.

Ditulis pada Catatan Kecil Kehidupan | Tag , , | Tinggalkan komentar