Retorika Mangrove

-Jakarta (Pemilu2019)-

Ribuan langkah telah kujejali, diantara sesaknya bakau dan api-api

Dari rajutan ilalang di tepian pematang

Hamparan hijau dalam sekat-sekat lukisan pantai geluh berlumpur

Sungai pun menjalar disela-selanya

Abrasi dan kikisan badai hanya menyisakan jejak-jejak sapuan gelombang

Diantara akar-akar yang menjalar, menusuk bumi

Sekawanan burung pun menemukan rumah baru

Berbagi suka dengan kera dan hewan-hewan belantara

Mangrove berjajar tampak teratur

Terbentur gelisah ombak disaat hujan kembali mengguyur

Tanya nurani pentingkah ekosistem ini

Dikala jelaga kian mendesah

Ketika itu kantong kelontang

Atas nama kemiskinan

membabat hebat ribuan ranting yang kukira tidak penting

tanyakan kepada burung

pentingkah tajuk hijau yang menutup mendung

tanyakan kepada kera

tentang batang yang kuat menantang gelombang

aku pikir sejenak menahan onak yang menusuk sanubari

merenung dari relung yang terpasung

abadikan gairah yang terbangun pada ekosistem laguna

hingga akal tak mampu lagi bertanya

(Pemilu2019-Prasenja)

Tulisan ini dipublikasikan di PUISI dan tag , , . Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *