HUT SMAN 37 Jakarta, Trisaptapala Inisiasi Penanaman Mangrove di Teluk Naga.

Ekosistem mangrove adalah tipe ekosistem khas yang terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Beberapa spesies mangrove mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai. Ekosistem mangrove merupakan sumberdaya alam daerah tropika yang mempunyai manfaat ganda dengan pengaruh yang sangat luas baik secara sosial, ekonomi dan ekologi. Besarnya peranan ekosistem mangrove bagi kehidupan dapat diketahui dari banyaknya jenis hewan, baik yang hidup di perairan, di atas lahan maupun di tajuk-tajuk pohon serta ketergantungan manusia terhadapnya.

Wilayah pesisir berlumpur merupakan habitat utama dari ekosistem mangrove di Indonesia. Wilayah ini sarat dengan kepentingan, sehingga wilayah tersebut menghadapi berbagai ancaman diakibatkan oleh manusia. Disisi lain, tegakan mangrove dapat mampu menyimpan cadangan karbon sebesar 18,53 ton/ha (Senoaji dan Hidayat, 2016).

Kerusakan ekosistem mangrove terjadi hampir di seluruh kawasan pesisir Indonesia, Khususnya di Kabupaten Tangerang. Memperhatikan kondisi tersebut maka diperlukan upaya perbaikan lingkungan pesisir, salah satunya adalah dengan menanam mangrove secara berkelanjutan. Menurut Ninoy Wangsa Passe, Ketua Ikatan Alumni Trisaptapala SMAN 37 Jakarta, Penanaman mangrove di Pulau Burung, Teluk Naga ini dilaksanakan dalam upaya memulihkan kondisi lingkungan pesisir yang rusak sekaligus dalam rangka memperingati HUT SMAN 37 yang ke 44 tahun. Ninoy menambahkan bahwa kegiatan penanaman mangrove ini merupakan upaya Alumni SMAN 37 memberikan pembelajaran kepada adek-adek siswa SMAN 37 agar peduli dan turut ikut serta dalam pelestarian lingkungan khususnya ekosistem mangrove.

 Kepala SMAN 37 Jakarta, Mukmin Jauhari mengatakan, kondisi muara Kali Cisadane yang sangat memprihatinkan, sehingga tergerak untuk melakukan penanaman benih mangrove. “Ada sekira 500 benih mangrove yang kami tanam. Ini merupakan bentuk kepedulian kami terhadap lingkungan sekitar,” ungkap Mukmin.

Mukmin pun menambahkan, Kegiatan ini dilakukan untuk mengabdi kepada alam, mensyukuri kebesaran Allah akan ciptaanNya. Mukmin pun berharap kegiatan ini dapat menjadi prestasi dalam bidang akademik dan juga pengabdian kepada masyarakat.

 Prasenja, Alumnus Trisaptapala SMAN 37 dalam paparannya kepada peserta tanam mangrove mengatakan bahwa Kegiatan konservasi di ekosistem mangrove memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai kawasan wisata alam dan perikanan (ekominawisata) agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar, sehingga masyarakat termotivasi untuk melestarikan mangrove. Ekominawisata sendiri merupakan aktivitas perjalanan wisata untuk menikmati suasana alami ekosistem mangrove dan sumberdaya ikan di dalamnya secara bertanggung jawab dengan ikut serta menjaga kelestariannya. “Pengelolaan ekominawisata di Ekosistem Mangrove harus melibatkan 4 (empat) stakeholder, yaitu: Pemerintah Pusat, PEMDA, Masyarakat dan CSR yang mempunyai hubungan saling mengisi satu sama lain agar pengelolaan dapat memberikan manfaat baik bagi lingkungan maupun masyarakat sekitar.” Ujar Prasenja.

Penanaman mangrove ini dilaksanakan di daerah Pulau Burung, Teluk Naga Kabupaten Tangerang, dengan jumlah bibit 500 batang. Kegiatan penanaman mangrove dan bakti sosial dihadiri oleh Kepala Sekolah, guru dan Siswa/Siswi SMAN 37 Jakarta, para Alumni SMAN 37 Jakarta dari beberapa angkatan dan diinisiasi oleh Ikatan Alumni Trisaptapala SMAN 37 Jakarta.

Melalui kegiatan penanaman mangrove ini diharapkan juga dapat menumbuhkan kesadaran Siswa/Siswi SMAN 37 Jakarta dan masyarakat untuk menjaga lingkungan, sehingga pada akhirnya tujuan yang hendak dicapai nantinya dapat terwujud, yang meliputi: (i) pemulihan jangka panjang area pesisir melalui penanaman mangrove, (ii) meningkatkan kepedulian pada semua lapisan masyarakat arti penting ekosistem mangrove, (iii) mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam usaha memperbaiki lingkungan terutama ekosistem mangrove yang secara jangka panjang dapat tercipta sabuk hijau (green belt) pada sempadan pantai, dan (iv) secara tidak langsung jika ekosistem baik maka dapat bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian dengan memperhatikan lingkungan.

http://www.facebook.com/plugins/like.php?href=http://pemilu2019.com/article/211833/hut-sman-37-jakarta-trisaptapala-inisiasi-penanaman-mangrove-di-teluk-naga.html&layout=standard&show_faces=false&width=450&action=like&font&colorscheme=light&height=35

Tulisan ini dipublikasikan di Laut Masa Depan Kita dan tag , , , , , . Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *